Bandeng, yang dalam bahasa Aceh disebut muloh, adalah jenis ikan yang sangat terkenal di Asia Tenggara. Salah satu makanan khas Pidie bernama Muloh Teupeh telah ada sejak tahun 90-an. Ikan bandeng banyak dibudidayakan di tambak-tambak di Aceh. Bandeng memiliki rasa yang unik dan dagingnya lezat. Muloh Teupeh yang berasal dari Aceh ini merupakan pengetahuan lokal masyarakat Pidie yang memiliki perbedaan dengan konsep bandeng presto pada umumnya. Perlu ditekankan bahwasannya kuliner ini bukan bandeng presto karena bandeng presto sendiri adalah tulang ikan yang dilunakkan dengan suhu yang tinggi. Berbeda dengan Muloh Teupeh, tulang bandeng pada makanan ini dikeluarkan dari dagingnya, lalu daging diolah dan dimasukkan kembali sehingga ketika ikan dikonsumsi sudah ada bumbu rempah tanpa tulang dan duri halus, namun ikan tetap utuh seperti biasa. Muloh Teupeh termasuk jenis makanan yang dihidangkan saat ada kenduri besar seperti pesta (upacara pernikahan), maulid, kenduri blang/laot dan sebagainya, sehingga makanan ini jarang ditemukan di hari biasa. Buku berjudul “Muloh Teupeh: Kuliner dan Perempuan Pidie” mencoba menghadirkan kembali kuliner khas aceh yang terbuat dari ikan bandeng ini. Dengan mengangkat pengetahuan lokal masyarakat Pidie khususnya perempuan di desa Glumpang Bungkok yang memiliki komposisi bumbu khas secara turun temurun. Buku ini diharapkan menjadi sebuah referensi untuk memperkenalkan kembali kuliner Aceh Muloh Teupeh dan perempuan Pidie khususnya.
Muloh Teupeh: Kuliner dan Perempuan Pidie
Rp95,000
- Penulis: 1Mujiburrahman, 2Ade Ikhsan Kamil, 3Rifqi Akmal, 4Irma, 5Henny Citra Pohan
- Editor : Ibrahim Chalid
- Penerbit : CV. Gita Lentera
- Kategori : Buku Referensi
- Bidang Ilmu : Ilmu Antropologi
- ISBN : Dalam Pengajuan
- Ukuran : 15,4 x 23 cm
- Halaman : vi, 93 hlm
- Ketersediaan : Pesan Dulu
- Tahun : Desember 2023
Reviews
There are no reviews yet.